1. Jelaskan dengan warna nilai resistor dibawah ini:
a) 100 + 10 kΩ, toleransi 1%
b) 20 + 10 Ω, toleransi 5 %
c) 560 + 10 Ω, toleransi 10 %
d) 1 + 10MΩ, toleransi 1%
e) 7K2 + 10 kΩ , toleransi 1%
Jawaban :
a.) 100 + 10 KΩ toleransi 1% = 100 + 10 kΩ toleransi 1%
= 110 kΩ toleransi 1%
Dengan warna : coklat, coklat,kuning,coklat
1 = coklat
1 = coklat
104 = kuning
1 % = coklat
b.) 20 + 10 Ω toleransi 5% = 30 Ω toleransi 5 %
Dengan warna : orange, hitam, hitam, emas
3 = orange
0 = hitam
X 1 = hitam
5% = emas
c.) 560 + 10 Ω toleransi 10 % = 570 Ω toleransi 10 %
Dengan warna : hijau, ungu, coklat , perak
5 = hijau
7 = ungu
0 = coklat
10%= perak
d.) 1 + 10MΩ toleransi 1 % = 11M Ω 1%
= 11000000 Ω 1%
Dengan warna : coklat, coklat, hitam , hijau, coklat
1 = coklat
1 = coklat
0 = hitam
0 = hitam
105 = hijau
1% = coklat
e.) 7k2 + 10 kΩ , toleransi 1 % = 17200 kΩ toleransi 1%
Dengan warna : coklat, ungu, merah, hijau, coklat
1 = coklat
7 = ungu
2 = merah
105 = hijau
1% = coklat
2. Jelaskan pengertian rangkaian seri R1 dan R2, dimana : 2 X 10 Ω = 20 Ω , R2 = 10 X 10 = 100 Ω , hitung R total ?
Jawaban :
D1 : R1 = 20 Ω
R2 = 100 Ω
D2 : R total (seri) ?
D3 :
Rtotal = R1 + R2
= 20 + 100 Ω
= 120 Ω
3. Jelaskan pengertian rangkaian pararel R1 dan R2, dimana R1 = 4 X 10 = 40 Ω, R2 = 8 x 10 Ω. Hitung Rtotal ?
D1 : R1 = 40 Ω
R2 = 80 Ω
D2 : Rtotal pararel ?
D3 :
4. Ada 2 jenis rangkaian mutlivibrator yang menggunakan Ic 555, sebutkan dan jelaskan ?
Jawaban :
Rangkaian multivibrator memiliki 2 jenis yaitu :
1. Jenis Astabil Multivibrator
2. Jenis Monostabil Multivibrator
Timer 555 merupakan sebuah IC timer yang bekerja berdasar rangkaian RC dan komparator yang dirangkai dengan komponen digital (R-Sflip-flop). 555 yang pertama diproduksi oleh Signetics yaitu tipe SE-
555 yang bekerja pada -55°C s.d. 125°C dan NE-555 yang bekerja pada
0°C-70°C. Kemudian 555 diproduksi dengan desain yang berbeda meliputi
LM555, 556(versi dual), dan LMC-555(versi CMOS).
Timer 555 beroperasi pada power supply dc +5v s.d. +18V dengan stabilitas temperatur 50ppm/°C(0,005%/°C). Output 555 dapat berupa arus sink/source hingga 200mA. IC 555 kompatibel dengan komponen-komponen TTL, CMOS, op-amp, transistor dan jenis IC linear lain.Keluaran gelombang kotak yang dihasilkan dapat memiliki variasi duty cycle mulai dari 50 – 99.9% dan frekuensi kurang dari 0,1Hz sampai dengan lebih dari 100KHz.. Operasi monostabil (gambar 2) membutuhkan masukan pulsa trigger pada pin2 dari IC 555. Masukan trigger berupa drop level tegangan lebih dari+2/3Vcc menuju tegangan kurang dari +Vcc/ 3.
Jenis Astabil Multivibrator merupakan rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari satu kondisi ke kondisi yang lain (free running). rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.dan memiliki fungsi sebagai pulse generator atau clock generator yaitu alat pembangkit pulse generator contohnya jantung manusia . astabil multivibrator ditentukan oleh rangkaian pasif R= resistor, I = Indikator dan C = Capasitor. Disebut sebagai multivibrator astable apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable. Rangkaian tersebut hanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya di antara 2 keadaan, masing-masing keadaan memiliki periode yang tetap. Rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi memerlukan pemicu. Tegangan keluaran multivibrator ini ditunjukkan dalam Gambar 1c. Periode waktu masing-masing level tegangan keluarannya ditentukan oleh komponen-komponen penyusun rangkaian tersebut. Banyak metode digunakan untuk membentuk rangkaian multivibrator astabil, di antaranya adalah dengan menggunakan Operational Amplifier, menggunakan IC 555, atau transistor NPN. Rangkaian multivibrator astabil yang dibuat dengan teknologi film tebal ini memanfaatkan kombinasi dua buah transistor NPN, dua buah kapasitor, dan empat buah resistor. Pada rangkaian multivibrator astabil ini. Dua buah transistor yang digunakan akan dioperasikan sebagai suatu saklar (switch). Nilai-nilai 4 buah resistor yang digunakan, yaitu 2 buah digunakan sebagai resistansi kolektor dan 2 buah digunakan sebagai resistansi basis haruslah memiliki nilai resistansi yang tepat untuk memastikan transistor akan on pada saat transistor berada dalam keadaan saturasi (on) dan akan off pada saat berada dalam keadaan cutoff (tersumbat). Resistor-resistor tersebut akan menentukan besarnya arus basis transistor, nilai arus basis ini yang akan menentukan apakah transistor akan berada dalam keadaan saturasi atau berada dalam keadaan tersumbat. Untuk menentukan periode masing-masing level tegangan keluaran, digunakan resistor dan kapasitor dengan nilai tertentu.Rangkaian multivibrator astabil tersebut disusun dengan menggunakan sepasang transistor NPN yang disusun secara menyilang sebagai common emitter amplifier. Apabila satu dari dua transistor tersebut memulai untuk menghantar, maka sinyal umpan balik kepada basis transistor akan meningkat dan transistor tersebut akan secepat mungkin berubah menjadi on. Dengan proses yang sama, transistor kedua akan secepat mungkin berubah menjadi off.
Monostable multivibrator merupakan salah satu pengembangan oscliator tipe relaksasi dengan pemicu (trigerred). Multivibrator monostable memiliki satu kondisi stabil sehingga sering juga disebut sebagai multibrator one-shot. Saat osilator terpicu untuk berubah ke suatu kondisi pengoperasian, maka pada waktu singkat akan kembali ke titik awal pengoperasian. Konstanta waktu dari rangkaian tank circuit RC menentukan periode waktu perubahan keadaan. Rangkaian memiliki dua kondisi yaitu kondisi stabil dan kondisi tak stabil. Rangkaian akan rileks pada kondisi stabil saat tidak ada pulsa. Kondisi tak stabil diawali dengan pulsa pemicu pada masukan. Setelah selang waktu 0,7 R2C1, rangkaian multivibrator kembali ke kondisi stabil. Rangkaian monostable multivibrator tidak mengalami perubahan sampai ada pulsa pemicu yang datang pada jalur input oscilator. Cara kerja pada multivibrator monostable, kondisi one-shoot mempunyai satu state stabil, dimana ini terjadi jika clock berada pada negative edge trigger (tergantung jenis IC-nya). Saat mendapat trigger, Q menjadi LOW pada panjang t tertentu (tw), selanjutnya berubah ke nilai sebaliknya (HIGH), hingga bertemu lagi dengan negative edge trigger berikutnya dari clock. Salah satu IC Multivibrator monostable adalah 74121. Blok diagram dasar dari 74121 seperti ditunjukkan pada gambar 3.5.
Gambar 3.5. Blok Diagram IC 74121 Multivibrator Monostable
5. buatlah rangkaian ic 555 sebagai astabil multivibrator yang menghasilkan frekuensi 10 x 10 = 100 Hz ?
5. D1 : f = 100 Hz
5. D1 : f = 100 Hz
D2 : t ?
D3 : t =
i/f
=1/ 10.000x 1000.000
= 10
mf
I = T1
+ T2
10 = 0,693(2 R1 +R2)C
10/0.693 = (2R1 +R2) 100 nF
14,43 = (2R1+10) 100nf
14,43nF/10 -7 = 2R1 + 10
144,3 = 2R1+10
144,3-10 =2R1
134,3/2 =R1
67,15 Ω=R1
T= 2R1 + R2
10= 2.67,15 +R2
R2 = 134,3 – 10
R2 = 124,3 Ω
6. Buatkan Rangkaian running led dengan menggunakan live wire, jelaskan apakah fungsi VR?
B. R1=100Ω; R2=310Ω DAN C1=100µF.
C. R1=100Ω; R2=190Ω DAN C1=100µF.
D. R1=100Ω; R2=130Ω DAN C1=100µF.
Tegangan nyala LED pada output 4017.
Resistor variabel atau biasa disebut resistor tidak tetap merupakan salah satu jenis komponen resistor yang nilai hambatannya dapat berubah-ubah (variable). Perubahan nilai dari resistor variabel biasanya dimanfaatkan untuk mengatur sesuatu yang sifatnya tidak tetap dan bergantung dari kondisi penerapan rangkaian. Simbol resistor variabel pada umumnya digambarkan seperti simbol resistor dengan tanda panah ditengahnya atau tanda yang menyerupai huruf "T" namun agak miring sebagai simbol trimpot atau preset. Karena kebanyakan resistor variabel berkaki tiga maka panah yang berada ditengah merupakan kaki ketiga yang berada ditengah dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki pinggir. Perubahan nilai resistor ini tergantung pada posisi kaki tengah terhadap kaki pinggir.
Jenis-Jenis dan fungsi Variable Resistor.
Jenis-jenis pada resistor variabel dibagi berdasarkan nilainya, yaitu resistor yang dapat diubah secara manual sesuai dengan fungsinya (Adjustable Resistor) dan resistor yang berbubah tergantung pada kondisi fisik (Resistor Dependent On Physical Condition).
POTENSIO
Potensiometer merupakan jenis resistor variabel yang digunakan untuk perubahan resistansi dengan mengatur tuasnya seperti yang sering dilakukan pada pengaturan volume. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka. Ada dua tipe potensiometer, yaitu potensiometer putar (rotary potentiometer) dan potensiometer geser (slide potentiometer). Prinsip dasar potensiometer adalah menciptakan tegangan revensi (pembanding) berdasarkan besar kecilnya hambatan antara pin 1 dan pin 3, lalu tegangan hasil perbandingan tersebut akan diteruskan ke komponen lain melalui pin 2. Potensiometer sering kita jumpai pada peralatan sound sistem sebagai pengatur nada, volume, efek, dan lain-lain. Selain itu potensio meter juga biasa dipakai pada rangkaian power supply untuk mengatur besar kecilnya tegangan atau arus pada output. Pada perangkat lain potensiometer dapat digunakan sebagai pengatur kuat lemahnya sinyal, tranducer, dimmer lampu, dan masih banyak lagi.
TRIMPOT
Trimpot (Trimmer Potensiometer) atau sering juga disebut dengan Preset Resistor adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Trimpot pada umumnya ditempatkan pada bagian dalam peralatan sehingga untuk mengatur nilai resistansinya dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
Rheostat
Rheostat adalah jenis Variable Resistor yang umumnya berfungsi untuk mengontrol arus yang mengalir dalam rangkaian atau sirkuit pada daya tegangan yang lebih besar. Rheostat juga merupakan salah satu jenis potensiometer yang memiliki 2 kawat kaki untuk koneksi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.
LED
LDR atau biasa disebut sebagai sensor cahaya merupakan salah satu resistor variabel yang peka terhadap cahaya. Prinsip kerjanya yaitu komponen LDR dipasang pada sebuah rangkaian elektronika yang dapat memutus dan menyambung aliran listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar.
7. Jelaskan perbedaan seven common anoda dan seven common katoda ?
Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk menampilkan angka / bilangan decimal. Seven segment ini terdiri dari 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment. Untuk mempermudah pengguna seven segment, umumnya digunakan sebuah decoder atau sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan.Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7 segmen atau dot matriks. Jenis 7 segmen sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang led yang disusun membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf-huruf yang diperlihatkan dalam gambar tersebut ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi).Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.Prinsip Kerja Seven Segmen Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inpuan bilangan biner pada switch dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana bilangan desimal ini akan ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari decoder sendiri adalah sebagai pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan desimal.
Perbedaan Seven Segmen common Anoda dan Kathoda :
Perbedaan Seven Segmen common Anoda dan Kathoda :
ü Common Anoda
Common Anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki anoda LED dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan VCC dan seven segmen dengan common anoda akan aktif pada saat diberi logika rendah (0) atau sering disebut aktif low. Kaki katoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala LED.
ü Common Katoda
Common Katoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki katoda LED dalam seven segmen dengan common katoda akan aktif apabila diberi logika tinggi (1) atau disebut aktif high. Kaki anoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala LED.